Pilih mana ??
Bagai Seekor Kuda Pacuan Aku merasa diri bagai seekor kuda pacuan dalam suatu dunia tanpa gelanggang pacuan; atau bagai seorang pemain sepakbola termasyhur yang tiba-tiba berjalan-jalan di jalan ramai kota besar dalam pakaian bisnis: hari-hari kemasyhurannya susut menjadi sebuah lencana berbentuk piala emas di atas bajunya dengan tanggal terukir padanya seperti tanggal pada suatu nisan. Kubayangkan hidupku di hadapan mataku bagaikan cabang-cabang pohon ara yang yang hijau dalam sebuah cerita. Dari ujung setiap cabang, sebuah ara ungu yang bernas, bagaikan suatu masa depan yang cerah, memberi isyarat dan mengerlipkan matanya. Buah ara yang satu adalah seorang suami dan rumah tangga yang bahagia serta anak-anak; buah ara yang lain adalah seorang penyair yang terkenal. Buah ara yang lain lagi adalah seorang profesor yang brilian. Satu buah ara adalah seorang editor yang mengagumkan. Buah ara yang satu lagi adalah Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan. Buah