Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 10, 2010

Nilai Diri Kita

Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kaket tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata: “Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.” Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan. “Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?” Tetap s

Keteguhan

Ketika Raja Louis XVI digulingkan dari takhtanya dan dijebloskan ke dalam penjara, puteranya yang merupakan pangeran penerus takhta kerajaan diculik oleh orang-orang yang mengkudeta kerajaan. Sang pangeran dihadapkan pada hal-hal yang paling menjijikan secara moral. Mereka pikir, jika sang pangeran terpengaruh pada godaan duniawi maka ia tidak akan bisa mencapai takdirnya sebagai raja. Setiap hari, sang pangeran disuguhi berbagai makanan yang mewah yang jumlahnya sangatlah banyak, minuman anggur, para pelacur yang sangat erotis, bahkan kata-kata jorok dan kasar yang tidak layak diucapkan oleh bangsawan seperti dia. Hari berganti hari, hingga akhirnya setelah enam bulan, mereka menyerah. Sang pangeran ternyata tidak tergoda sedikit pun terhadap godaan dunia. Mereka pun bertanya kenapa sang pangeran begitu teguh. Sang pangeran berujar, ”Aku tidak mungkin melakukan hal-hal menjijikan seperti itu, karena sejak dilahirkan Aku telah ditakdirkan sebagai seorang raja“. Kita harus mempu

Kisah Cinta Seorang Anak..

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi sem

10 Kualitas Pribadi yang Disukai

Ketulusan Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri. Kerendahan Hati Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder. Kesetiaa

Mengasah Kemampuan Diri

Seorang penebang mengasah kapaknya untuk mengumpulkan kayu. Seorang pemburu mengasah pisau dan mengencangkan busur. Seorang penulis meraut pensil. Mereka semua harus memperbarui peralatannya. Mereka itu adalah anda dan saya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas. Tentu, tidak akan banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang telah tumpul dan aus. Tidak akan ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang telah renta. Tidak ada sebuah kata bisa tertulis dari pensil yang patah. Maka, apa yang harus kita asah agar tetap meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan yang segera tak banyak berarti tertinggal kemajuan jaman. Serta sekepal hati nurani yang mudah diburamkan oleh debu-debu dunia. Maka tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa. Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk

Kesempatan Dalam Kehidupan

Gambar
Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang. Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya

Membangun Kepemimpinan Hidup

Apakah kepemimpinan itu bakat yang dibawa sejak lahir atau diciptakan melalui proses pembelajaran? Perdebatan tersebut sebenarnya sudah berakhir dengan kesimpulan bahwa seorang pemimpin harus diciptakan melalui proses pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan. Kesimpulan itu punya dalih sangat kuat termasuk salah satunya berupa The Law of Universe bahwa setiap orang akan dinobatkan menjadi pemimpin terlepas ia siap atau tidak siap. Dalam kehidupan anda, yang paling hampir bisa dipastikan, anda akan menjadi pemimpin keluarga. Setiap orang ditakdirkan menjadi pemimpin meskipun pada saat yang sama setiap orang membutuhkan pemimpin ketika ia harus berhadapan untuk menciptakan solusi hidup di mana kemampuan, keahlian, dan kekuatannya dibatasi oleh sekat yang ia ciptakan sendiri dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas. Tidak saja negara yang diwarnai demontrasi brutal, tetapi institusi keluarga pun jika kepemimpinan tidak ditemukan, maka kesanggupannya hanya melahirkan bayi-bayi biolo

Membangun Hidup

Setiap pikiran yang terlintas, entah itu baik ataupun buruk, akan membangun karakter anda. Sama seperti batu bata yang tersusun satu di atas yang lain, untuk membangun rumah – demikian pula pikiran anda disusun satu di atas yang lain. Setiap saat, setiap waktu ketika anda berfikir. Baik secara sengaja atau tidak. Siapa diri anda, apa yang anda capai, kepuasan yang anda temukan, bagaimana cara pandang anda terhadap diri sendiri, semuanya tergantung pada pikiran yang membangun hidup anda. Setiap pikiran, setiap waktu, dapat memperkuat bangunan diri anda. Tak satu pencapaian senilai apapun yang secara tiba-tiba muncul. Segalanya harus dibangun. Langkah demi langkah. Dan anda memiliki kekuasaan untuk membangun hidup macam apa yang anda inginkan. Kekuasaan itu datang dari masa tempat anda hidup, dalam pilihan yang anda ambil, dalam tindakan yang anda kerjakan. Pilihan anda menentukan bangunan seperti apa yang anda buat. Saat ini, anda sedang membangun hidup anda. Sa

Katakan "Terima Kasih"

Gambar
Mungkin hal yang saat ini bisa anda lakukan adalah: Bersikaplah ramah terhadap orang lain. Perbanyak senyum (kepada orang lain). Perbanyak pergaulan. Perbanyak bicara positif. Suka memuji. Berani bertanggung jawab. Bangga terhadap pekerjaan sendiri. Bangga terhadap pencapaian diri sendiri. Jangan khawatir, bersuka-rialah, dan lain-lain Perilaku tersebut adalah hal-hal yang seringkali dipesankan oleh seorang ibu, jikalau beliau masih sehat walafiat, teleponlah beliau sekarang juga untuk berterima kasih kepadanya atas benih-benih proaktif yang ditanamnya di hati anda, saya percaya anda juga sama dengan saya, bersamaan dengan bertambahnya usia, secara perlahan-lahan menemukan kebijaksanaan ayah dan ibu. Silakan anda sekarang juga mengekspresikan rasa terima kasih anda, mumpung anda sekarang masih bisa mengerjakannya. Di bawah ini adalah sebuah pedoman pelaksanaan sikap untuk diterapkan: Beberapa kata ini: “Maafkan saya.” diganti dengan beberapa kata ini: “Terima kasih!”

Pentingnya Membangun Relasi dalam Hidup

Dalam menjani kehidupan setiap hari, baik di lingkungan tempat tinggal., di lingkungan kerja atau dimanapan pun, setiap orang pastilah akan menjumpai orang lain, ada yang sudah kenal dan ada yang masih belum kita kenal sama sekali. Saya merasa dalam menjalani hidup ini begitu berat terutama dalam mencapai sesuatu tujuan yang paling saya inginkan, terkadang membuat hati dan pikiran kita buntu, rasanya hidup itu penuh dengan kesia-siaan. Saya bertanya di dalam hati…” apa yang belum saya lakukan untuk diri saya supaya saya lebih mudah mencapai tujuanku..? Disaat bekerja karena saya kebetulan bekerja di sebuah perusahaan “spare part automotive” jadi pekerjaanku setiap hari, kadang berat kadang ringan, supaya saya tetap semangat bekerja saya selalu memikirkan tentang sesuatu hal yang paling bermampaat tentang hidup saya “ karena saya punya prinsif “ perubahan hidup ada ditangan saya sendiri, dan tidak ada orang lain yang mau dengan suka rela merubah hidupku” artinya diri kita sendirilah

Kesendirian Tak Selalu Mematikan

Banyak orang yang tidak menyukai kesendirian, karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan melelahkan. ‘Sendiri oh sendiri’… Ternyata hal remeh ini bisa menjadi masalah besar bagi sebagian orang! Apakah kita termasuk yang demikian? Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran, sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan! Kesendirian bisa memiliki dua makna… Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya, tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk perasaan saja. Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun merasakan kesunyian. Mungkin kita pernah mengalami hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? dan lain sebagainya..! Satu hal yang perlu kita ingat, kesendirian dengan arti apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan