Nice Story..
"Jika kita melakukan sesuatu, lakukanlah semuanya seperti kita melakukan
untuk Tuhan" …..
SUATU SAAT DALAM TAXI
Hari-hari terakhir pekerjaan kantor sangat melelahkan. Tidak ada waktu untuk
'memanjakan' diri sendiri. Bahkan saat akan beristirahat pun, segala masalah
dan tugas dalam pekerjaan selalu menghantui pikiran. Terus terang sudah
malas dengan segala keinginan boss-ku. Nyaris setiap hari aku pulang larut
malam. Pergi pagi pulang malam.
Dari Senin sampai Sabtu. Dan segala pekerjaanku tidak pernah di hargai
olehnya. Jadi aku pikir "masa bodoh dengan segala pekerjaan kantor. Aku
sudah cape. Terserah deh, nanti jadinya apa. Gua kaga peduli".
Jadi Sabtu kemarin aku habis kan waktu dengan tidur seharian. Membaca buku,
menonton televisi, dengar kaset. Laptop yang tegeletak di atas meja tidak
aku sentuh sedikit pun. "Masa bodoh" pikirku.
Sendok suapan terakhir telah masuk ke dalam perut. Wah, kenyang juga.
Kubenahi segala dokumen yang di butuhkan dan segera keluar kantor mencari
taxi. Sudah 5 menit aku menunggu, akhirnya taxi yang kutunggu datang juga.
"Daerah kota pak" Seruku pada supir taxi.
"Kotanya di mana pak?", dia menimpali.
"Wah, namanya apa yah?" aku sendiri tidak begitu ingat. "Nanti saya tunjukkan
jalannya kalau sudah sampai di sana "
"Baik Pak". Suasana hening.
Tidak beberapa lama pak supir berkata, "Tadi orang yang pakai taxi ini
sebelum Bapak, naik dari Taman Anggrek".
Dekat amat pikirku. Kantorku ada di daerah Citraland.
"Kok mau sih pak?" ucapku.
"Wah tidak baik menolak rejeki. Kalau Tuhan sudah kasih berkat, masa kita
tolak", ujarnya dengan logat batak yang masih terasa. "Kalo supir lain sih
pasti nolak. Kalau saya, ngak masalah, dekat atau jauh toh berkat dari
Tuhan."
"Wah, berfilsafat dia.", pikirku.
"Tapi sebenarnya untung juga sih kalau nariknya deket. Tadi saja saya di
kasih uang 10.000. padahal argonya ngak sampe 5 rebu. Saya senang juga.Tapi
sebenernya saya ngak tega kalo mesti nolak. Dia kan pasti mau buru-buru.
Bagaimana rasanya, sesudah duduk, eh malah saya tolak. Sakit hati kan".
"Iya juga yah", pikirku.
Suasana hening kembali. Kuperhatikan wajahnya dari kaca mobil. Keliahatannya
ceria, tidak seperti sopir-sopir taxi yang lain.Yang rata-rata wajahnya
cemberut.
"Bapak sudah lama jadi sopir taxi", Tanyaku memecah keheningan.
"Baru empat tahun Pak."
"Sebelumnya kerja di mana?"
"Dulu saya kerja di perhotelan."
"Kerja di bagian apa Pak?"
"Manager operasional"
Hah? Tidak salah dengar? Manager? ngak mungkin ah..
"Anak buahnya banyak pak?", tanyaku sedikit menyelidik.
"Ada sekitar 100 orang". "Terus, koq sekarang malah jadi sopir taxi"
"Wah, panjang ceritanya Pak."
"Oh.", gumanku dan tidak bertanya lebih lanjut, kelihatannya ada kenangan
pahit yang dia alami.
"Biasalah pak korban kena sikut", ujarnya meneruskan, "Padahal dia teman baik
saya. Tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu. Tapi buat saya itu ngak
masalah. Saya percaya Tuhan pasti akan tetap pelihara saya. Buktinya saya
langsung bisa dapat pekerjaan lagi. Walaupun tidak sehebat seperti dahulu.
Yah, sudah cukup lah, untuk kebutuhan sehari-hari".
"Kenapa Bapak tidak mencoba melamar di hotel lain?"
"Nama saya sudah rusak Pak."
"Pasti karena di fitnah oleh teman baiknya itu", pikirku.
Kuperhatikan lagi wajahnya. Tetap ceria seperti tadi. Tidak nampak terbeban.
"Lebih enak jadi sopir atau kerja seperti dulu Pak?", tanyaku.
"Wah, enak atau enggak tergantung hati kita Pak. Pokoknya kita mesti sadar,
bahwa apa yang kita punya saat ini, Tuhan yang memberi. Mengucap syukur
senantiasa. Sukacita bukan datang dari luar, tapi dari dalam diri kita. Jadi
kalau di tanya lebih enak mana, dulu atau sekarang, jawabannya yah:
dua-duanya. Mau jadi apa aja ngak masalah, yang penting ada rasa syukur,
pasti sukacita itu datang dengan sendirinya."
Wah, jadi malu aku. Aku yang sejak kecil di didik dalam keluarga percaya,
masih mengeluh kan pekerjaan yang saya terima. Padahal kalau dibandingkan
dengan sopir taxi, pekerjaan saya jauh lebih enak. Dengan penghasilan yang
lebih tinggi tentunya. Tapi, dasar ! Nggak ada ucapan syukurnya. Aku jadi
teringat akan nasehat yang mengatakan "Jika kita melakukan
sesuatu,lakukanlah segala sesuatu seperti kita melakukan untuk Tuhan".
Hmmm, hari ini aku di sadarkan kan oleh seorang supir taxi. Hari ini aku di
kuatkan kembali untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Anak-Ku, Aku tahu
bahwa kadang kala begitu menggoda untuk menyerah dalam kehidupan.Kadang kala
sulit menemukan alasan untuk terus berusaha. Apa yang membuatmu merasa
seperti menerima kekalahan? Sekolah? Nilai? Kawan-kawan? Orang-tua? Uang?
Perang? Dengarlah, Aku ingin kamu mempercayai-Ku dalam hal ini.
Meskipun keadaan hidup tampak kacau dari luar, tetapi jika kamu percaya
kepada-Ku, ada hal-hal yang tak terlihat terjadi di dalam dirimu. Setiap
hari, Aku membuka sesuatu yang baru dan menggairahkan. Masa depanmu akan
lebih mengherankan dari apa pun yang dapat kamu bayangkan. Percayalah
kepada-Ku, tidak akan sia-sia kamu bertahan karena ada hari depan yang indah
menunggumu.
Oleh karena itu, bertahanlah dengan gigih.Janganlah menyerah! Aku mempunyai
sejumlah kejutan nyata bagimu. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh
dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai
ganti nyawanya?(Mat 16:26)
Bapa Engkau Sungguh baik,
Kasih Mu melimpah di hidup ku
Bapa ku berterimakasih,
BerkatMu hari ini
yang Kau sediakan bagi ku
Ku naikkan syukur ku
Buat hari yang Kau beri
Tak habis - habisnya,
Kasih dan rahmatMu
Selalu baru dan tak pernah
Terlambat pertolonganMu
Besar setiaMu disepanjang hidup ku..
untuk Tuhan" …..
SUATU SAAT DALAM TAXI
Hari-hari terakhir pekerjaan kantor sangat melelahkan. Tidak ada waktu untuk
'memanjakan' diri sendiri. Bahkan saat akan beristirahat pun, segala masalah
dan tugas dalam pekerjaan selalu menghantui pikiran. Terus terang sudah
malas dengan segala keinginan boss-ku. Nyaris setiap hari aku pulang larut
malam. Pergi pagi pulang malam.
Dari Senin sampai Sabtu. Dan segala pekerjaanku tidak pernah di hargai
olehnya. Jadi aku pikir "masa bodoh dengan segala pekerjaan kantor. Aku
sudah cape. Terserah deh, nanti jadinya apa. Gua kaga peduli".
Jadi Sabtu kemarin aku habis kan waktu dengan tidur seharian. Membaca buku,
menonton televisi, dengar kaset. Laptop yang tegeletak di atas meja tidak
aku sentuh sedikit pun. "Masa bodoh" pikirku.
Sendok suapan terakhir telah masuk ke dalam perut. Wah, kenyang juga.
Kubenahi segala dokumen yang di butuhkan dan segera keluar kantor mencari
taxi. Sudah 5 menit aku menunggu, akhirnya taxi yang kutunggu datang juga.
"Daerah kota pak" Seruku pada supir taxi.
"Kotanya di mana pak?", dia menimpali.
"Wah, namanya apa yah?" aku sendiri tidak begitu ingat. "Nanti saya tunjukkan
jalannya kalau sudah sampai di sana "
"Baik Pak". Suasana hening.
Tidak beberapa lama pak supir berkata, "Tadi orang yang pakai taxi ini
sebelum Bapak, naik dari Taman Anggrek".
Dekat amat pikirku. Kantorku ada di daerah Citraland.
"Kok mau sih pak?" ucapku.
"Wah tidak baik menolak rejeki. Kalau Tuhan sudah kasih berkat, masa kita
tolak", ujarnya dengan logat batak yang masih terasa. "Kalo supir lain sih
pasti nolak. Kalau saya, ngak masalah, dekat atau jauh toh berkat dari
Tuhan."
"Wah, berfilsafat dia.", pikirku.
"Tapi sebenarnya untung juga sih kalau nariknya deket. Tadi saja saya di
kasih uang 10.000. padahal argonya ngak sampe 5 rebu. Saya senang juga.Tapi
sebenernya saya ngak tega kalo mesti nolak. Dia kan pasti mau buru-buru.
Bagaimana rasanya, sesudah duduk, eh malah saya tolak. Sakit hati kan".
"Iya juga yah", pikirku.
Suasana hening kembali. Kuperhatikan wajahnya dari kaca mobil. Keliahatannya
ceria, tidak seperti sopir-sopir taxi yang lain.Yang rata-rata wajahnya
cemberut.
"Bapak sudah lama jadi sopir taxi", Tanyaku memecah keheningan.
"Baru empat tahun Pak."
"Sebelumnya kerja di mana?"
"Dulu saya kerja di perhotelan."
"Kerja di bagian apa Pak?"
"Manager operasional"
Hah? Tidak salah dengar? Manager? ngak mungkin ah..
"Anak buahnya banyak pak?", tanyaku sedikit menyelidik.
"Ada sekitar 100 orang". "Terus, koq sekarang malah jadi sopir taxi"
"Wah, panjang ceritanya Pak."
"Oh.", gumanku dan tidak bertanya lebih lanjut, kelihatannya ada kenangan
pahit yang dia alami.
"Biasalah pak korban kena sikut", ujarnya meneruskan, "Padahal dia teman baik
saya. Tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu. Tapi buat saya itu ngak
masalah. Saya percaya Tuhan pasti akan tetap pelihara saya. Buktinya saya
langsung bisa dapat pekerjaan lagi. Walaupun tidak sehebat seperti dahulu.
Yah, sudah cukup lah, untuk kebutuhan sehari-hari".
"Kenapa Bapak tidak mencoba melamar di hotel lain?"
"Nama saya sudah rusak Pak."
"Pasti karena di fitnah oleh teman baiknya itu", pikirku.
Kuperhatikan lagi wajahnya. Tetap ceria seperti tadi. Tidak nampak terbeban.
"Lebih enak jadi sopir atau kerja seperti dulu Pak?", tanyaku.
"Wah, enak atau enggak tergantung hati kita Pak. Pokoknya kita mesti sadar,
bahwa apa yang kita punya saat ini, Tuhan yang memberi. Mengucap syukur
senantiasa. Sukacita bukan datang dari luar, tapi dari dalam diri kita. Jadi
kalau di tanya lebih enak mana, dulu atau sekarang, jawabannya yah:
dua-duanya. Mau jadi apa aja ngak masalah, yang penting ada rasa syukur,
pasti sukacita itu datang dengan sendirinya."
Wah, jadi malu aku. Aku yang sejak kecil di didik dalam keluarga percaya,
masih mengeluh kan pekerjaan yang saya terima. Padahal kalau dibandingkan
dengan sopir taxi, pekerjaan saya jauh lebih enak. Dengan penghasilan yang
lebih tinggi tentunya. Tapi, dasar ! Nggak ada ucapan syukurnya. Aku jadi
teringat akan nasehat yang mengatakan "Jika kita melakukan
sesuatu,lakukanlah segala sesuatu seperti kita melakukan untuk Tuhan".
Hmmm, hari ini aku di sadarkan kan oleh seorang supir taxi. Hari ini aku di
kuatkan kembali untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Anak-Ku, Aku tahu
bahwa kadang kala begitu menggoda untuk menyerah dalam kehidupan.Kadang kala
sulit menemukan alasan untuk terus berusaha. Apa yang membuatmu merasa
seperti menerima kekalahan? Sekolah? Nilai? Kawan-kawan? Orang-tua? Uang?
Perang? Dengarlah, Aku ingin kamu mempercayai-Ku dalam hal ini.
Meskipun keadaan hidup tampak kacau dari luar, tetapi jika kamu percaya
kepada-Ku, ada hal-hal yang tak terlihat terjadi di dalam dirimu. Setiap
hari, Aku membuka sesuatu yang baru dan menggairahkan. Masa depanmu akan
lebih mengherankan dari apa pun yang dapat kamu bayangkan. Percayalah
kepada-Ku, tidak akan sia-sia kamu bertahan karena ada hari depan yang indah
menunggumu.
Oleh karena itu, bertahanlah dengan gigih.Janganlah menyerah! Aku mempunyai
sejumlah kejutan nyata bagimu. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh
dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai
ganti nyawanya?(Mat 16:26)
Bapa Engkau Sungguh baik,
Kasih Mu melimpah di hidup ku
Bapa ku berterimakasih,
BerkatMu hari ini
yang Kau sediakan bagi ku
Ku naikkan syukur ku
Buat hari yang Kau beri
Tak habis - habisnya,
Kasih dan rahmatMu
Selalu baru dan tak pernah
Terlambat pertolonganMu
Besar setiaMu disepanjang hidup ku..
Komentar
Posting Komentar
Budayakan komentar yang baik dan membangun untuk kita semua.Terimakasih